Tuesday, February 3, 2015

Tinjauan Arkeologis



Walaupun sejarah Tiongkok terbentang sepanjang tiga milenium, tetapi historiografi arsitekturnya terungkap tidak lebih dari satu abad umurnya.Tidak seperti lukisan dan kaligrafi, arsitektur dalam tradisi orang Tionghoa tidak diperhitungkan sebagai satu seni (Fine Art) tetapi lebih kepada pertukangan. Profesi arsitek tidak pernah ada dalam kekaisaran Tiongkok sebagai perencana bangunan seperti halnya Hipodamus pada kerajaan Yunani ataupun Michaelangelo Buonarroti di Vatikan. Bangunan baik yang sakral maupun yang profan dibangun oleh para tukang secara anonim, yang sekaligus juga bertanggung jawab pada pemeliharaan bangunan. Karena kayu adalah bahan terpenting pada bangunan Tionghoa, maka tugas pembangunan terletak di pundak para tukang kayu yang keahliannya turun temurun. Dapat dikatakan bahwa arsitektur Tionghoa adalah kumpulan dari ketrampilan yang dibangun bukan dari teori tetapi dari praktek para tukang yang tanpa teori.

Ada dua tinjauan penting untuk menguak misteri arsitektur Tionghoa. Pertama adalah dari tinjauan arkeologis. Dari studi arkeologis terdapat dua macam struktur kayu yang memberikan perbedaan besar pada perletakan kolom dan perbedaan sistem penyangga atap. Dua sistem konstruksi tadi adalah Tai Liang dan Chuan Dou. Dua sistem struktur ini, menurut arkeolog berasal dari dua cara membangun rumah tinggal. Tailiang berasal dari gua primitif yang berkembang di Tionghoa Utara dan Chuan Dou berasal dari rumah di atas pohon (Knapp, 1986: 6-7).

Sistem struktur Tai Liang adalah sistem tiang dan balok yang mana balok terendah diletakkan di atas kolom kearah lebar bangunan. Balok yang lebih tinggi di dukung oleh tonggak yang berdiri diatas balok dibawahnya. Gording di letakkan di atas ujung balok yang menyangganya. Kayu wuwngan di sangga oleh tonggak yang berdiri diatas balok teratas. Dengan panjang balok balok yang semakin mengecil ke arah atas, terbentuklah satu atap limasan. Kolom-kolom sendiri diikat dengan balok. Antara kolom dan balok diikat dengan Tou Kung yang akan di jelaskan di belakang.

Sistem struktur kedua dinamakan Chuan Dou. Sistem ini memiliki Kolom-kolom yang didirikan kearah tranvesal dan saling di ikat. Di atas kolom-kolom tadi terdapat gording yang memanjang ke arah longitudinal. Kolom-kolom tadi tingginya berbeda-beda dan kolom di tengah yang paling tinggi, sehingga kolom-kolom ini juga membentuk segitiga, penampang atap limasan,Sejumlah besar tiang diperlukan pada sistem ini, keuntungannya dimensi kolom lebih kecil dan lebih murah. Sistem ini dipergunakan pertama kali pada jaman dinasti Han sebagai sistem struktur rumah tinggal yang sederhana. Dalam banyak kasus orang memakai sistem struktur Chuan Dou sebagai rumah non permanen, sebelum dapat membangun rumah dengan sistem struktur Tailiang.

No comments:

Post a Comment