Tuesday, February 3, 2015

Kosmologi



Didalam kosmologi Tiongkok, Dunia ini merupakan bujur sangkar yang terbagi menjadi empat bagian dengan putra surga yakni sang kaisar di tengahnya. Empat bagian dunia ini diasosiasikan dengan simbol binatang, warna, zat dan musim (gambar 2.3). Pusat yang mana putra surga berada diasosiasikan dengan tanah. Bagian Selatan di asosiasikan dengan musim panas, api dan burung merak merah. Selatan juga merupakan arah orientasi sang kaisar tatkala duduk di singgasana. Menurut konstelasi geografi Tiongkok selatan adalah laut Tiongkok selatan yang memberi kehangatan melalui laut inilah mereka berlayar ke asia tenggara dan bagian lain dari Dunia.

Bagian Timur diasosiasikan dengan musim semi, kayu dan naga serta arah datangnya kehidupan. Memang disebelah Timur daratan Tiongkok adalah lautan pasifik yang luas dengan beberapa pulau seperti Jepang. Bagian Utara diasosiasikan dengan musim dingin, air dan kura-kura hitam. Di sebelah Utara daratan Tiongkok adalah gurun Gobi yang luas dan dingin serta tidak bersahabat dengan manusia. Bagian Barat diasosiasikan dengan musim gugur, metal dan macan putih. Di sebelah barat daratan Tiongkok adalah pegunungan Himalaya yang dingin dan sama dengan daerah di utara, tidak bersahabat dengan manusia. Musim dingin dan musim gugur diasosiasikan dengan kematian karena ini kuburan di Tiongkok diarahkan ke Utara atau ke barat sedang rumah diorientasikan ke Selatan.

Konsep kosmologi tadi diterjemahkan kedalam konsep ruang untuk permukiman yang ideal, konsep atau dasar pemikiran ini biasa disebut dengan Hongsui. Permukiman yang paling ideal menurut hongsui adalah di latar belakangi oleh pegunungan atau perbukitan dan menghadap ke sungai atau ke laut.12) Pegunungan atau bukit adalah pertahanan terhadap angin yang dapat membawa pergi semua keberuntungan. Sedang Laut dan sungai adalah prasarana transportasi bagi orang Tionghoa yang berdagang di pulau Jawa. Dengan mengorientasikan rumah ke sungai mereka percaya bahwa keberuntungan akan selalu datang. Jika dihubungkan dengan simbol binatang kosmologis, Sungai yang di depan rumah adalah burung Merak Merah yang membawa kemakmuran; di belakang rumah adalah kura-kura hitam; di sebelah kanan duduk macan putih yang membawa sial dan di sebelah kiri adalah sang naga biru yang juga membawa keberuntungan. Jika rumah diletakkan pada posisi yang benar pada rujukan kosmologis ini maka rumah tadi dapat menangkap “Qi” atau nafas hidup yang mengalir dari sungai (gambar 2.4).

Di dataran rendah  yang jauh dari perbukitan, lokasi yang bagus untuk menangkap “Qi” adalah di tikungan sungai karena lokasi ini dianggap sebagai pertemuan antara Naga Biru dan Macan Putih.13) Di posisi ini tidaklah perlu mengorientasikan rumah ke sungai karena lokasi yang di kelilingi sungai selalu mampu secara optimal menangkap “Qi” (gambar 2.5).

Sebaliknya, posisi yang salah dapat mengundang “Sha” (uap beracun) yang akan mengalir ke dalam rumah. “Sha” mengusir keberuntungan dan membawa kesialan serta menutup nafas kehidupan. “Sha” berada pada semua garis yang lurus seperti garis wuwungan, garis perbukitan dan garis jalan di pertigaan. Selain itu juga berada pada aliran sungai yang tegak lurus dengan sebuah lokasi permukiman.14)

Di sebuah daratan yang tidak dikelilingi sungai, untuk menghindari “sha”, orang Tionghoa memodifikasi tatanan lansekap dengan membuat kolam di depan rumahnya dan menanam pohon atau bambu di belakang rumahnya. 15)





12) SKINNER, 1982: 22.

13) EITEL, 1984: 18.

14) EITEL, 1984: 41-42

15) SKINNER, 1982: 28.

No comments:

Post a Comment