Monday, February 2, 2015

Ruang Rasional – Ruang Irasional



Ruang dapat ditilik dari  dua pandang. Yang pertama dari sudut rasional, ruang merupakan kejadian dari karakter, besaran, prosesi kegiatan dan hubungan fungsional. Secara visual ruang adalah dialektika antara hubungan exterior dan interior yang berpangkal pada satu as yang kuat, dan dari as inilah ruang diatur menjadi satu susunan yang simetris maupun tidak simetris.

Secara fenomenologis, ruang adalah pengalaman subyektif dari penghuninya yang berpengaruh terhadap kehidupan dan kegiatannya. Rumah yang berada dipinggir jalan raya yang padat lalu lintas misalnya, halaman depan atau ruang tamu (kalau tidak ada halaman depan) sebenarnya ruang publik yang tidak memiliki nilai privasi. Suara-suara klakson dan getaran-getaran kendaraan besar di jalan memang bisa diredam dengan teknologi bangunan tetapi secara fenomenologis sebenarnya  ruang tamu tadi (bahkan ruang-ruang tidur dibelakangnya) tetap menjadi bagian dari keramaian. Jadi tidak heran jika penghuni rumah mengalami stress dan memilih tinggal didaerah pingiran kota yang jauh dari keramaian. Sebaliknya di jalan yang sunyi sebenarnya jalan menjadi perpanjangan ruang tamu.

Demikian pula dengan kelenteng-kelenteng di Semarang. Disini kalau kita lihat bahwa jalan dan halaman kelenteng dibatasi oleh pagar (atau tembok) tetapi secara fenomenologis sangat terasa sekali bahwa jalan di depan rumah ibadat ini merupakan perpanjangan dari altar sembahyang sehingga tidak menjadi masalah untuk mengadakan kegiatan disana.

Yang kedua, dari sudut pandang irasional, ruang merupakan manifestasi kosmologi, kepercayaan masyarakat terhadap jagadnya. As dari ruang irasional ini biasanya merupakan untaian penghubung dari tatanan makro antara gunung dan laut sampai dengan interior – exterior yang sangat mikro. Didalam masyarakat Tionghoa, selain manifetasi kosmologis, ruang juga menjadi curahan kepercayaan yang tergolong dalam kosmologi terapan. Pada kosmologi terapan ini, orientasi rumah, susunan ruang bahkan orientasi pintu menjadi esensial didalam menangkap Qi (nafas alam) yang penting bagi kelangsungan hidup penghuninya.

Kenyataan yang kita hadapi, konsep ruang irasional semakin hilang didalam disain rumah modern. Tetapi, masyarakat masih tetap membutuhkannya karena masih banyak (tidak tahu berapa persen) yang mempercayainya. Karena masyarakat masih percaya akan hal-hal yang irasional akibatnya mereka pergi ke ahli Fengshui untuk berkonsultasi. Mengapa? Makna keseluruhan keberadaan ruang terletak dibalik segala kekuatan manifestasi dari yang nampak (kasat mata) sebab yang kasat mata hanyalah alat untuk mengekspresikan segala sesuatu yang tak nampak untuk dimengerti seperti halnya orang mencoba mengerti perasaan keindahan. Mungkinkah ruang abstrak dari kosmologi terapan ini dirasionalkan sehingga didapat panutan yang dapat diprogramkan? 2)

Menjadi logis untuk mengatakan bahwa ruang didalam sebuah komposisi ditentukan bukan hanya kegiatan dan frekuensi kegiatan tetapi juga segala potensi yang tidak kasat mata. Dengan pendapat ini, sebelum bentuk-bentuk arsitektonik diletakkan didalam ruang, ada berbagai keadaan alam yang harus ditransformasi. Mengapa? Segala makna yang dapat ditangkap oleh panca indra (baca rasional) merupakan transmisi yang sangat terbatas oleh oleh imajinasi manusia (arsitek) sedang transformasi yang ada di alam merupakan bentuk dan makna yang tidak terbatas.



2) CHANG, 1956:22.

No comments:

Post a Comment