Monday, February 2, 2015

Praktek Fengshui Dalam Urban Design



Jaman dulu  Analisa Fengshui dari aliran form school secara intuitif dilakukan melalui studi bentuk-bentuk topografi permukaan tanah. Sekarang dengan munculnya bangunan-bangunan raksasa yang puluhan tingkat analisa ini mengarah pada rangkaian bentuk bangunan yang seharusnya selaras dengan penataan urban disain. Bentuk-bentuk tanah, logam, kayu, api dan air adalah dasar baik dari analisa tampak bangunan sampai hubungan antara bangunan yang berpengaruh pada karakter ruang kota. Misalnya sebuah supermarket tiga lantai yang memanjang tentunya merupakan simbolisasi bentuk tanah. Diatasnya akan baik jika dibangun gedung bentuk lengkung simbolisasi logam untuk atap restauran yang terpisah dari bentuk bangunan secara keseluruhan. Sesuai dengan prinsip Fengshui bahwa bentuk logam akan kukuh jika didudukan diatas bentuk tanah. Restauran seperti ini akan banyak memberi keberuntungan bagi pemiliknya.

Sebaliknya dengan teknologi yang terus berkembang, bangunan dengan bentuk yang sama tetapi puluhan lantai akan menjadi bentuk-bentuk api yang meruncing. Bentuk-bentuk bangunan tinggi di New york misalnya disebut Rem Koohaas sebagai jarum yang menjulang keangkasa.15) Bentuk semacam ini akan menimbulkan kepanasan, ketidaktentraman baik bagi yang tinggal di dalamnya maupun orang yang lewat di jalan di bawahnya. Banyak kritikus mengatakan bangunan seperti ini dingin dan menakutkan, dan banyak pula yang menjadi stress hidup di kota yang penuh dengan pencakar langit.

Memang pada dataran yang rata penggunaan kompas akan sangat bermanfaat membaca bentuk secara abstrak dan pendekatan Fengshui dengan bentuk-bentuk kosmologis tidak akan memberikan hasil yang memuaskan. Tetapi dengan munculnya kota-kota modern dengan ketinggian bangunan yang berbeda-beda pendekatan bentuk akan dapat memberikan panutan didalam menata ketinggian bangunan agar Qi dapat mengalir kesetiap bangunan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan bentuk pada dasarnya sangat aktual untuk urban disain saat ini.


15) KOOLHAAS, 1978.

No comments:

Post a Comment